https://aisyahkharisma.blogspot.com/p/about.html https://aisyahkharisma.blogspot.com/p/privacy-policy.html https://aisyahkharisma.blogspot.com/p/contact-form.html https://aisyahkharisma.blogspot.com/p/blog-page_9.html https://aisyahkharisma.blogspot.com/p/blog-page.html

Thursday, October 24, 2019

Tentang Kita #1

assalamualikum warahmatullah wabarakatuh,
salam sejahtera untuk muda-mudi sholeh dan sholehah dimanapun kalian berada.
hari ini, alhamdulillah Allah telah memudahkanku menulis lagi, semoga apa yang akan aku tulis dapat memberi banyak manfaat bagimu, saudara seimanku aamiin allahumma aamiin.

segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah menjadikan hidupmu dan hidupku dalam kenikmatan yang begitu banyak, alhamdulillah.
dan tentu, tak lupa sholawat beriring salam untuk sang revolusioner sejati, Rasulullah Muhammad SAW.
                                                             ********

aku jadi teringat tentang kutipan kalimat luar biasa yang disampaikan salah satu orang hebat di dunia yang kini hidupnya sangat sukses dan menjadi role model sebuah kesuksesan. Mark Zuckerberg mengatakan bahwa,
"Resiko yang paling besar adalah tidak mengambil resiko. Dalam dunia yang berubah sangat cepat, strategi yang pasti akan gagal adalah tidak mengambil resiko. "

Dari quotes tersebut, kita pasti setuju bahwa pilihan yang tepat adalah berubah, tentu berubah kearah yang lebih baik. Bahkan, dalam islam pun Rasulullah menganjurkan kita untuk menjadi pribadiyang terus berkembang agar kita tidak rugi, yakni hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ternyata statement Rasulullah, yang bahkan menjadi sunnah -yang sebaiknya kita kerjakan- kini terlihat nyata terjadi. Banyak dari kita memilih diam dan tenggelam diantara perubahan zaman yang semakin cepat dan sulit kita hindari. Contoh sederhananya saja, dulu saat kita masih kecil kita lebih sering bermain dihalaman rumah, tanpa alas kaki bahkan sampai enggan mandi dan makan, saking asiknya bermain bersama teman-teman di halaman. Namun sekarang, lihatlah betapa semua orang menjadi semkain individualis, sibuk dengan diri sendiri dan cendrung memilih diam terhadap segala perubahan yang terjadi di sekitarnya. 

Anak muda, menjadi salah satu kunci bagaimana nasib sebuah bangsa. Kita juga tidak bisa memungkiri bahwa kemerdekaan bangsa indonesia tidak lepas dari andil pemuda yang ada di dalamnya memperjuangan semua hak warga negara indonesia saat dalam masa penjajahan. Dulu, mungkin tantangan pemuda adalah menghadapai para penjajah dengan strategi perlawanan menggunakan berbagai macam alat perang yang sangat sederhana, sedangkan tantangan kita, pemuda masa kini adalah menghadaai berbagai penjajahan yang bentuknya sudah tidak seperti dulu, dimana kita dijajah melalui berbagai cara yang sangat halus, yaitu dengan ideologi. Pola pikir kita dibentuk untuk menjadi pemalas, manja, dan enggan bergerak untuk sebuah perubahan besar yang baik bagi bangsa kita kedepan. Jangan heran bila banyak sekali waktu pemuda terbuang sia-sia hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat sama sekali.

mari kita berandai-andai sebentar saja. Bayangkan betapa kuatnya indonesia, bila kita kaum milenialnya menjadi generasi yang berpikir kritis, dan terbuka untuk melakukan gerakan-gerakan positif, bila belum mampu membuat perubahan besar setidaknya kita mampu menciptakan perubahan baik pada diri kita terlebih dahulu. 

aku yakin, banyak dari kita yang enggan berubah karena berbagai alasan yang beragam. Hampir semua alasan pemuda untuk enggan berubah adalah takut, dan 
"apa kata orang, kalau bla bla bla". 

Disini, aku ingin sekali membagikan isi hati yang selalu bersuara ketika melihat pemuda yang memutuskan untuk tetap pada zona nyamannya. 
hai, kalian generasi yang hebat.
jangan pernah takut untuk membuat list perubahan baik pada dirimu dan sekitar. Mulailah dari hal sederhana yang berawal dari caramu menyikapi sesuatu. Aku yakin, jika alasan kita berubah itu jelas dan kita memiliki tujuan yang mulia terhadap perubahan itu, kita akan lebih berani menghadapai berbagai macam resiko yang akan kita hadapai. toh, berubah atau tidak berubah resikonya akan selalu ada. Lalu mengapa kita memilih diam dan menjadi biasa-biasa saja? padahal berbagai fasilitas untuk menunjang perubahan itu, telah sama-sama kita miliki. Tinggal kita memulai memberanikan diri, dan menaklukkan semua yang kita takutkan.

Mulailah dengan sesuatu yang sangat sederhana, dengan membiasaka diri menyapa orang lain misalnya. Melihat semakin hari orang-orang semakin individualis, tentu semakin sedikit pula orang-orang yang mau menyapa orang lain di sekitarnya, kenal ataupun tidak. Kita, jangan sampai menjadi orang yang seperti itu. Mulailah kembali pada fitrah kita, bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Mulailah dengan itu.
atau, kita bisa memulai dengan selalu membaca bismillah setiap hendak melakukan sesuatu, karena faktanya bismillah berpengaruh besar terhadap bertambahnya keberkahan dari setiap apa yang kita pakai, lihat, makan, pegang, buat, dll.  

masih banyak perubahan kecil yang bisa kita lakukan pelan-pelan tapi pasti. Setelah kita telah memulai, jadilah pribadi yang kosnsiten dan presisten, tekun dan gigih. Itulah cara agar perubahan itu menjadi semakin berdampak baik pada diri kita. Terulsah lakukaan, hingga hal kecil atau sederhana namun positif itu menjadi habbits (kebiasaan) kita. Dengan begitu, setiap orang akan terus tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu menyatukan semua kebaikan itu menjadi jembatan perubahan besar bagi negeri kita, indonesia.

2 comments:

Unknown said...

Chacha anakku sayang...tulisanmu sangat menginspirasi, teruslah berkiprah menghimbau dan mengajak kaum milenial utk berpikir dan bergerak demi masa depan yg cemerlang...jangan takut ambil resiko utk meraih sebuah keberhasilan...sukses Aisyah

revanbeatbox said...

Tetap semangat wahai temanku

Tentang kita #2

assalamualikum warahmatullah wabarakatuh, salam sejahtera untuk muda-mudi sholeh dan sholehah dimanapun kalian berada. hari ini, alhamduli...